44 Tahun Lalu, Dunia Berhasil Menaklukkan Cacar

Bayangkan sebuah penyakit yang telah menghantui peradaban manusia selama ribuan tahun, merenggut nyawa ratusan juta orang, dan meninggalkan bekas luka mengerikan di sekujur tubuh. Namun, tepat pada tanggal 8 Mei 1980, dunia bersorak gembira. Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) ke-33 secara resmi mengumumkan sebuah kabar yang mengubah sejarah kesehatan global, smallpox, atau yang lebih dikenal sebagai penyakit cacar, telah berhasil diberantas. Sebuah pencapaian monumental yang patut dikenang dan menjadi pelajaran berharga hingga kini.
Deklarasi Kebebasan dari Cacar
Dalam pernyataan bersejarahnya, Majelis Kesehatan Dunia menyatakan dengan lantang bahwa “dunia dan seluruh penduduknya telah memperoleh kebebasan dari cacar.” Laporan dari situs resmi WHO yang dikutip pada Kamis (8/5/2025) menegaskan bahwa deklarasi tersebut menandai akhir dari penyakit mematikan yang telah menjadi momok bagi umat manusia selama setidaknya tiga milenium. Hanya dalam abad ke-20 saja, cacar diperkirakan telah merenggut nyawa lebih dari 300 juta jiwa, sebuah angka yang mencengangkan dan menggambarkan betapa dahsyatnya ancaman penyakit ini.
Solidaritas Global dan Kekuatan Vaksin
Keberhasilan memberantas cacar bukanlah keajaiban semata. Ia adalah buah dari upaya global yang terkoordinasi selama 10 tahun, dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ribuan tenaga kesehatan di seluruh penjuru dunia bahu-membahu memberikan setengah miliar dosis vaksinasi dengan satu tujuan mulia, menghapuskan cacar dari muka bumi. Investasi sebesar US$ 300 juta, atau sekitar Rp5 triliun, terbukti sangat berharga, karena dunia berhasil menghemat lebih dari US$ 1 miliar (sekitar Rp16 triliun) setiap tahunnya sejak tahun 1980, berkat hilangnya biaya penanganan dan dampak ekonomi akibat penyakit ini.
Pelajaran Berharga di Tengah Pandemi
Dalam acara virtual yang memperingati momen bersejarah ini, Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyampaikan pesan yang sangat relevan dengan situasi global saat ini. “Saat dunia menghadapi pandemi COVID-19, kemenangan umat manusia atas cacar menjadi pengingat akan apa yang mungkin dicapai ketika negara-negara bersatu menghadapi ancaman kesehatan bersama,” ujarnya. Dr. Tedros menekankan bahwa keberhasilan pemberantasan cacar adalah contoh luar biasa dari solidaritas global dan efektivitas vaksin yang aman. “Solidaritas ditambah sains sama dengan solusi!” tegasnya.
Harapan untuk Eliminasi Penyakit Lain
Keberhasilan memberantas cacar juga memberikan secercah harapan bagi upaya mengeliminasi penyakit menular lainnya. Dr. Tedros mencontohkan polio, yang kini hanya endemik di dua negara. Selain itu, upaya pemberantasan penyakit cacing Guinea juga menunjukkan kemajuan signifikan, dengan 187 negara, wilayah, dan kawasan telah dinyatakan bebas, dan tujuh negara lainnya sedang dalam proses sertifikasi. Dalam perang melawan malaria, 38 negara dan wilayah telah berhasil mencapai status bebas malaria. Bahkan untuk Tuberkulosis (TBC), 57 negara dan wilayah dengan angka kejadian rendah berada di jalur yang tepat untuk mencapai target eliminasi.
Warisan Abadi untuk Generasi Mendatang
Sebagai bentuk penghormatan terhadap solidaritas global dan kerja keras para tenaga kesehatan, WHO meluncurkan prangko peringatan. Prangko ini merupakan hasil kolaborasi antara United Nations Postal Administration (UNPA) dan WHO, melambangkan kekuatan persatuan nasional dan solidaritas global. Sebelumnya, sejumlah negara seperti Guinea, India, Nigeria, Filipina, dan Togo juga telah menerbitkan prangko cacar sebagai dukungan terhadap Program Pemberantasan Cacar Intensif WHO.
Kisah Inspiratif dari Lapangan
Direktur Regional WHO untuk Afrika, Dr. Matshidiso Moeti, berbagi kenangan pribadinya tentang cacar dan dedikasi ayahnya dalam upaya pemberantasannya. Ia mengenang bagaimana ayahnya, yang merupakan bagian dari Komisi Global pemberantasan cacar, sering menghabiskan berhari-hari di pedalaman untuk melakukan kunjungan tindak lanjut pasien. “Saya sangat kagum dengan kerja kerasnya yang tak kenal lelah. Strategi yang digunakan untuk memberantas cacar masih relevan hingga saat ini,” ujarnya.
Strategi Pemberantasan Cacar Relevan untuk Pandemi
David Heymann, Profesor Epidemiologi Penyakit Menular di The London School of Hygiene & Tropical Medicine (LSHTM), menjelaskan bagaimana pelajaran dari pemberantasan cacar diterapkan dalam penanganan wabah penyakit saat ini, termasuk COVID-19. Metode pencarian kasus aktif dari rumah ke rumah, vaksinasi berantai terhadap kontak pasien, pengawasan, pelacakan kasus, pengujian, penelusuran kontak, karantina, serta kampanye komunikasi melawan hoaks menjadi langkah-langkah utama yang diadaptasi dari keberhasilan memberantas cacar.
Seruan Edukasi dan Akses Vaksin Merata
Setelah keberhasilan memberantas cacar, WHO dan UNICEF meluncurkan Expanded Programme on Immunization, yang kini melindungi 85 persen anak-anak di dunia dari berbagai penyakit menular yang melemahkan. Menghadapi potensi vaksin COVID-19, WHO menekankan pentingnya memastikan ketersediaan pasokan dan menjangkau wilayah terpencil. Mengatasi keraguan masyarakat terhadap vaksin juga menjadi tantangan krusial. Akses terhadap informasi kesehatan masyarakat yang akurat dan edukasi menjadi kunci agar masyarakat memiliki pemahaman yang benar untuk melindungi diri dan orang lain.
Mengenang Keberhasilan, Memetik Pelajaran
Untuk mengabadikan keberhasilan pemberantasan cacar dan pelajaran berharga yang dipetik secara global, WHO mengajak berbagai pihak untuk mengembangkan pameran interaktif dan edukatif mengenai cacar serta relevansinya dengan COVID-19 dan keamanan kesehatan global. Pameran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman publik tentang kesehatan masyarakat dan memberdayakan mereka agar tetap terinformasi dan aman selama pandemi serta ancaman kesehatan di masa depan.
Post Comment